Bismillah.
Kaum muslimin yang dirahmati Allah, alhamdulillah pada kesempatan ini kita diberikan taufik untuk bisa melanjutkan kembali pelajaran bahasa arab dengan kitab muyassar.
Pada kesempatan terdahulu kita telah membahas seputar materi tawabi’, diantaranya adalah mengenai ‘athaf dan na’at. Na’at atau shifat adalah isim yang dibaca dengan i’rob mengikuti kata yang disifati. Adapun ‘athaf adalah isim yang dibaca dengan i’rob mengikuti kata yang sebelum huruf ‘athaf.
Sekarang kita akan mengulang kembali mengenai taukid dan badal. Ya, kita telah belajar mengenai taukid. Taukid atau penegas adalah pengikut yang disebutkan setelah kata yang diikuti (matbu’) untuk memberikan penegasan dan menghilangkan hal-hal yang diragukan atau disalahpahami oleh pendengar. Seperti dalam contoh di dalam buku ‘qaabaltul malika nafsahu’.
Kalimat/jumlah ‘qaabaltul malika nafsahu’ yang artinya ‘aku menemui raja itu sendiri’. Di dalam kalimat ini terdapat kata nafsahu, ia dibaca dengan fathah, nafsa. Bukan dibaca nafsu dan bukan pula nafsi. Mengapa demikian? Ya, karena kata nafsa di sini sebagai taukid dari kata al-malika. Kata al-malika dibaca manshub -dengan fathah- karena ia sebagai objek/maf’ul bih.
Maka, kata nafsahu dibaca manshub juga -dengan fathah- karena mengikuti kata al-malika. Intinya taukid dibaca sesuai dengan kata yang ditegaskan. Apabila yang ditegaskan manshub maka taukidnya juga manshub. Apabila yang ditegaskan marfu’ maka taukidnya juga marfu’. Demikian seterusnya.
Untuk mengunduh teks materi selengkapnya buka di sini [klik]
—————
————–